UPDATE TERUS INFORMASI ANDA DENGAN MEMBACA BERITA AKURAT DAN TERPERCAYA DISINI

Jumat, 01 November 2024

Rekaman CCTV yang Disimpan Ayah Mirna Jadi Bukti Baru Jessica Wongso Ajukan PK Kasus Kopi Sianida

 


Rekaman CCTV yang disimpan ayah Mirna jadi bukti baru Jessica Wongso ajukan Peninjauan Kembali (PK) kasus kopi sianida.

Kendati sudah bebas, Jessica Kumala Wongso, tetap ingin membersihkan namanya dari kasus kopi sianida yang menewaskan Mirna Salihin.

Rekaman CCTV yang disimpan ayah Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin yang dijadikan sebagai novum dan dibawa Jessica Kumala Wongso dan kuasa hukumnya untuk mengajukan PK ke Mahkamah Agung (MA).

Ini kali kedua Jessica Wongso mengajukan PK. Ditemani kuasa hukumnya, Otto Hasibuan, Jessica mendatangi Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat untuk menyerahkan berkas-berkas PK yang dibutuhkan.

Otto mengatakan, alasan mereka kembali mengajukan PK karena Jessica meyakini dirinya tak bersalah dalam kasus pembunuhan, Wayan Mirna Salihin.

Dalam pengajuan PK ini, Otto menyebut, pihaknya telah menyiapkan sejumlah novum atau bukti baru.

Satu di antaranya terkait rekaman CCTV di lokasi kejadian, yakni Kafe Olivier.
Otto menjelaskan, Jessica diadili tanpa ada satu saksi pun yang melihatnya memasukkan sianida ke dalam gelas Mirna.

Namun, pengadilan menghukum Jessica berdasarkan rekaman CCTV.
Otto menuturkan, sejak awal, pihaknya telah menolak rekaman CCTV tersebut dalam persidangan karena asal usulnya tidak dijelaskan secara terang.

"Kami sudah dengan tegas menolak CCTV ini diputar dengan alasan kami tidak melihat bukti dari mana sumber diambilnya CCTV ini.

"Tidak ada dokumen atau bukti yang mengatakan ini diambil dari dan dengan cara yang sah."
"Tidak diambil oleh penyidik, tidak diambil oleh pihak kepolisian tapi muncul tiba-tiba CCTV ini ada di sana," kata Otto, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Kamis (10/10/2024).

Namun, dalam wawancara eksklusif dengan wartawan senior Karni Ilyas, ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin, justru mengaku memiliki rekaman CCTV di Kafe Olivier.

Dalam wawancara itu, ayah Mirna mengatakan, rekaman CCTV tersebut tidak pernah ditayangkan di persidangan.

"Dia (Edi Darmawan Salihin) mengeluarkan CCTV ini, dia mengatakan, ini adalah CCTV yang ada di Olivier dan tidak pernah ditayangkan di persidangan dan ini disimpan sama dia," urai Otto.
Sehingga, lanjut Otto, rangkaian CCTV yang dihadirkan dalam persidangan itu sudah tidak utuh lagi karena ada bagian yang hilang.

Jika ada rekaman CCTV yang luput dari persidangan, fakta yang ada juga menjadi terputus.

"Nah salah satu di antaranya adalah itu yang diambil oleh Darmawan Salihin."

"Kalau sudah ada yang terambil secara tidak sah, berarti potensi yang lain pun sudah ada kemungkinan diambil, jadi tidak lagi tersambung, ada yang terputus," tukasnya.

Otto mengakatan, CCTV yang diduga ditunjukkan oleh Edi sudah didapatkan pihaknya setelah berkomunikasi dengan stasiun televisi yang melakukan wawancara tersebut.
Rekaman itu juga telah dianalisis oleh timnya.

Selain itu, Otto mengklaim, ada bukti kuat yang bisa menunjukkan kalau rekaman CCTV yang dulu ditampilkan ke hakim telah direkayasa.

"Ada 37 gambar (rekaman) yang berubah. Yang aslinya high definition berubah menjadi standard definition. Pixel-nya juga berubah semua," terang Otto, dilansir Kompas.com.

Berdasarkan berita acara pemeriksaan (BAP), saksi ahli bernama Christopher mengatakan rekaman CCTV awalnya memiliki resolusi tinggi, yakni 1920x1080 pixel.

Namun, dalam persidangan, beberapa rekaman yang ditampilkan hanya memiliki resolusi 960x576 pixel atau kurang dari setengah aslinya.
Hal ini terlihat dalam rekaman CCTV 9 yang terbagi menjadi dua segmen.

Segmen pertama dari pukul 15.35-16.59, saat penyajian "Vietnam ice coffe", masih dalam kualitas high definition.

Namun, segmen kedua, yakni dari pukul 16.59-18-25 WIB, saat Mirna meminum kopi, video rekaman menunjukkan penurunan kualitas.

Penurunan kualitas ini, menurut Otto, menyebabkan kesalahan interpretasi oleh saksi ahli.
"(Dalam sidang) ahli toksikologi itu melihat warna yang berbeda-beda, seakan-akan ada sesuatu yang dimasukkan."

"Padahal, perbedaan warna ini bukan karena gelasnya berubah warna, tapi karena kualitas gambarnya yang berbeda," papar dia.

Site Search