Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran untuk posisi Ketua Umum PSI, menggantikan Kaesang Pangarep. Menariknya, Wakil Ketua PSI Andy Budiman menyebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun bisa ikut mendaftar, jika memenuhi syarat yang ditetapkan partai.
Jokowi menanggapi santai pernyataan Andy Budiman. Meski demikian dia belum secara tegas menyampaikan apakah akan ikut dalam pemilihan tersebut. Kalkulasi masih dilakukan agar jika maju tidak kalah dalam pertarungan.
"Ya masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut, saya kalah," ujar Jokowi di Solo, Rabu (14/5).
Mantan Presiden RI dua periode itu mengaku belum mendaftarkan diri ke panitia pemilihan.
"Belum, kan masih panjang. Sampai Juni, seinget saya masih sampai Juni," lanjutnya.
Selain Jokowi, Ketua Umum PSI saat ini Kaesang Pangarep juga berpeluang untuk ikut serta bersaing dalam pemilihan. Disinggung terkait hal tersebut, apakah akan bersaing dengan putra bungsunya, Jokowi berseloroh.
"Ya enggak tahu. Kalau saya mendaftar, mungkin yang lain enggak mendaftar mungkin, hehehe," katanya.
Disinggung soal peluang menjadi Ketum PSI, Jokowi mengaku belum mengetahuinya.
"Ya belum tahu. Karena ini kan yang saya tahu katanya mau pakai e-voting, 1 man 1 vote. Seluruh anggota diberi hak untuk memilih, yang sulit di situ," ungkapnya.
Soal adanya partai lain yang juga akan menggunakan sistem tersebut, Jokowi menyambut baik. Terlebih saat ini eranya digital. Dengan model pemilihan tersebut seluruh anggota akan merasa ikut memiliki.
"Ya bagus, saya kira ini kan era digital. Ini kalau misalnya pemilihan ketua dengan e-voting, melibatkan seluruh anggota, artinya ada kepemilikan terhadap partai itu ada di seluruh anggota, saya kira bagus. Dan kalau bisa, pernah saya sampaikan, kalau perlu kantor DPD, kantor DPC, kantor di tingkat kecamatan semuanya pakai virtual office, bagus banget. Tapi regulasinya perlu dirubah. Menurut saya partai kedepan akan spt itu," bebernya.
Jokowi menambahkan, sistem tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun untuk PSI, dirinya belum mengetahui mana yang diterapkan.
"Ya kurang lebih, saya nggak tahu ya di PSI yang diadopsi yang mana. Tapi yang saya sampaikan partai super TBK ya kurang lebih seperti itu," jelasnya
Disinggung adanya rencana ke partai baru atau partai lain termasuk Partai Golkar, Jokowi mengaku masih melakukan hitung-hitungan.
"Ya masih dalam perhitungan, masih itung itungan," pungkasnya.
***Sumber : Merdeka.com***
