Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri turut memberikan respons terkait polemik ijazah palsu yang dialami oleh Presiden ke 7 Repupublik Indonesia, Joko Widodo.
Apalagi polemik Ijazah Jokowi berbuntut pelaporan di Polda Metro Jaya, Megawati memberikan sindiran jika pembuktian polemik ijazah sebenarnya tidak sulit.
"Yo orang banyak toh sekarang gonjang-ganjing urusan ijazah bener opo enggak. Lah kok susah amat ya, kan kalau ada ijazah yaudah kasih aja 'Ini ijazah saya' gitu loh," ujar Megawati dikutip dari kanal YouTube BRIN, Rabu (14/5/2025).
Sebelum menyinggung soal ijazah itu, Megawati menyorot soal intelligence quotient (IQ) dan emotional quotient (EQ).
"Nah dengan demikian, kan saya pusing ya ngurusin orang pinter-pinter yo, terus waktu saya pertama kali bertemu, supaya pastikan pikiran orang pinter kan wah suka menuju ke mana lah, kadang melayang-layang," ujar Megawati.
Sebelumnya Roy Suryo Cs secara tegas menolak hasil uji laboratorium forensik ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilakukan Bareskrim Polri.
Seperti diketahui Jokowi telah menyerahkan dokumen termasuk ijazah aslinya yang diragukan keasliannya untuk dilakukan uji forensik.
Keputusan itu diambil sebagai langkah untuk membuktikan anggapan publik terkait ijazahnya yang disebut palsu.
Namun Roy Suryo, Dr Rismon Hasiholan Sianipar, Rizal Fadillah SH, Dr Tifauzia Tyassuma, Kurnia Tri Royani dan Prof Egi Sudjana diwakili Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis meragukan hasil forensik ijazah Jokowi.
Banyak alasan yang membuat Roy Suryo Cs meragukan dan menolak asil forensik ijazah Jokowi, salah satunya dianggap lembaga yang melakukan uji forensik berpotensi menyelamatkan citra Jokowi.
"Pertama kami menolak hasil tes laboratorium forensik secara sepihak oleh Bareskrim Polri," kata Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis, Ahmad Khozinudin.
"Karena proses yang sepihak ini syarat muatan politik, tidak egaliter, tidak transparan, tidak kredibel dan tidak akuntabel," tambahnya.
"Melainkan memiliki tendensi politik untuk menyelamatkan Jokowi melalui sebuah proses yang ujungnya patut diduga ijazah Jokowi akan dinyatakan asli," katanya.
Kedua, kata dia aduan masyarakat atau Dumas yang ditindaklanjuti dengan laporan informasi bukanlah tindakan pro justicia.
"Proses dalam tahapan ini hanyalah pra pemeriksaan untuk menentukan apakah aduan masyarakat layak direkomendasikan untuk dilanjutkan pada tindakan projusticia dengan diterbitkan laporan polisi," katanya.
Sehingga, menurutnya tindakan ini, tidak atau belum masuk pada substansi dugaan tidak pidana yang dilakukan, apalagi untuk melegitimasi keabsahan sebuah dokumen ijazah Jokowi.
"Ketiga, karena itu kami menduga kuat ada motif penyelamatan kepentingan Jokowi, sekaligus legitimasi kriminalisasi terhadap klien kami melalui proses yang dilakukan Bareskrim Polri yang akan melakukan uji laboratorium forensik, ujungnya diduga kuat hasil tes ijazah Jokowi akan dinyatakan identik atau asli," katanya.
Sementara, mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol. (Purn.) Susno Duadji menanggapi polemik kasus dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Saat ini ini ada dua kasus yang sedang diproses berkaitan dengan dugaan ijazah palsu Jokowi.
Pertama adalah laporan tentang dugaan ijazah palsu Jokowi yang disampaikan oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA). Laporan ini diproses oleh Bareskrim.
Kedua adalah kasus dugaan pencemaran nama baik Jokowi sehubungan dengan tudingan ijazah palsu. Kasus ini ditangani Polda Metro Jaya.
Susno mengaku menghargai Jokowi yang akhirnya membawa permasalahan ijazah itu ke ranah hukum. Dia mengatakan hanya ranah hukum itulah yang bisa menyelesaikan kasus itu.
Menurut Susno, penyidik tidak akan kesulitan membuktikan asli tidaknya ijazah Jokowi.
"Penyidik membuktikan itu tidak terlalu sulit. Karena apa? Insitusi resmi yang mengeluarkan ijazah itu masih ada dan lembaga itu sangat-sangat punya kredibilitas di Indonesia, bahkan di mata internasional, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM),” ujar Susno dalam acara KOMPAS PETANG di Kompas TV, Jumat, (9/5/2025).
Susno mengatakan UGM adalah saksi pokok untuk menentukan ijazah Jokowi asli atau tidak.
"Setelah itu, baru saksi-saksi orang. Nah, saksi orang siapa? Kan, ada dosennya. Saya yakin dosen Pak Jokowi kalau betul (Jokowi) kuliah di situ masih ada yang hidup.”
"Kemudian, tenaga administrasinya mungkin masih ada yang hidup. Kemudian, yang jelas teman kuliahnya seandainya Pak Jokowi betul kuliah di situ, pasti masih ada yang hidup.”
Menurut Susno, polisi sangat profesional dalam melakukan penyelidikan, terutama masalah pemalsuan ijazah.
"Kalau kita tidak percaya sama polisi, tidak percaya sama UGM, ya ke mana lagi kita membawa ini?”
Eks Kabareskrim itu mengatakan hasil penyelidikan polisi tentang asli atau tidaknya ijazah Jokowi akan sangat berkaitan erat dengan kasus kedua, yakni dugaan pencemaran nama baik karena tudingan ijazah palsu.
"Ini sangat erat. Kita percaya sama penyidik Polri. Percaya juga sama lembaga UGM, percaya juga dengan saksi-saksi, baik saksi ahli maupun hasil lab yang akan diperiksa oleh penyidik Polri,” ucap Susno.
